SELAMAT DATANG DI HALAMAN KAMI


Selamat datang di Akun kami, Semoga dapat bermamfaat bagi kita semua

Selasa, 30 September 2014

CERMIN MARTABAT TUJUH



Ajaran ini merupakan ajaran yang diterapkan oleh kebanyakan kaum sufi mulai dari Al Hallaj, Ibnu Arabi, Syeh Siti Jenar, Syeh Abdul Qadir Jaelani, dll. Menurut sebagian orang, ilmu ini termasuk sesat hehehe. Its OK, namanya juga beda pendapat.
Penganut ajaran martabat 7 ini, terkenal dengan sebutan tasawuf falsafi. Ada 2 macam jenis tasawuf, menurut pengetahuan saya lho. Ada 2 jenis yaitu tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf sunni dipelopori oleh Al Ghazali, sedangkan yang falsafi dipelopori oleh Ibnu Arabi.
Sebenarnya inti ajaran martabat tujuh ini menyangkut proses asal kejadian.
Berikut ini tahapannya :
1. ahadiyyah : dzatNya
2. wahdah : hakikat muhammad, sifatullah
3. wahidiyyah : hakikat insan, asmaullah, ruhul qudus
1,2,3 (’anniyatNya) … qadim/tanpa permulaan, baqa/kekal.
4. alam arwah : hakikat segala nyawa, ruhul hayah
5. alam mitsal : hakikat segala rupa
6. alam ajsam : hakikat segala tubuh
7. alam insan : hakikat segala manusia
4,5,6,7 (’anniyat makhluk) … muhdats, fana
Dasar pandangan yang terdapat pada rumusan martabat tujuh tersebut, adalah paham pantheisme-monoisme. Bahwa segala yang ada ini dari segi hakikat adalah Tuhan, sedangkan dari segi yang kelihatan secara lahir bukan Tuhan. Sebagai perumpamaan misalnya uap, es, salju dan buih, dari segi hakikat adalah air. Akan tetapi dari wujud lahir bukan air .
Yang saya coba bahas ini urutan 1,2,3 … karena ini yang kekal. Sebenarnya urutan 1,2,3 ini selalu kita baca tiap sholat maupun tiap selesai sholat, namun kita kurang menyadarinya.
* Coba perhatkan, tiap melaksanakan sholat.
Kita selalu membaca surat Al Fatihah. Ayat 1 menjelaskan tentang Dzatnya. Ayat 2 menjelaskan tentang SifatNya. Ayat 3 dan 4 menjelaskan tentang AsmaNya. Ayat ke 5,6,7 menjelaskan tentang Af’alNya.
Dzat, Sifat, Asma, dan Af’al merupakan sesuatu yang Esa, yang tunggal. Jadi inti Al Fatihah ini merupakan tauhid. Jalan menujuNya. Jalan yang dilalui itu sekarang dan saat ini, bukan nanti.
* Coba perhatikan, tiap selesai sholat …. Pertama-tama yang kita baca adalah :
Astaghfirullah … dzikir permohonan ampun atas segala dosa yang kita lakukan. Tujuannya supaya kita merasa tentram, merasa dosa telah diampuni, hatipun terasa suci
Subhanallah … Maha Suci Allah. Yang perlu kita sadari dengan mengucap ini, maka kita dituntut untuk mensucikan af’al kita. Misalnya kita shadaqah, akan tetapi jika kita merasa bahwa kita yang berbuat baik tsb, berarti af’al kita belum suci.
Setelah melalui latihan panjang, apabila af’al (perbuatan) kita telah suci, kita akan merasakan Yang Maha Suci, yaitu Ruhul Qudus. Ruhul Qudus yang ada di dalam diri kita. Dalam istilah tasawuf, “selet kodok”telah terbuka. Bukti bahwa Ruhul Qudus terbuka, kita bisa berhubungan dengan alam ghaib misal lewat mimpi, dll
Alhamdulillah … Segala Puji BagiNya. Sebenarnya ini merupakan pujian kepada hakikat Muhammad yang ada di tiap diri manusia. Hakikat Muhammad ini merupakan SifatNya. Kalau udah sampai tahap ini, kita akan memiliki kekuatan adi kodrati.
Allahhu Akbar … Allah Maha Besar. Ini merupakan pujian kepada DzatNya, yang tidak serupa dengan apapun juga.
Jadi jalan untuk mengenalNya harus melalui proses dari bawah, yaitu Af’al – Asma – Sifat – Dzat. Namun ada juga yang mengenalNya langsung dari Dzat – Sifat – Asma – Af’al, cuman ya orang2 pilihan saja, misal nabi, dll. Lha kalau macam kita orang, ya lewat bawah lah … hehehe.
Untuk lebih gampangnya, ada perumpamaan tentang Dzat Sifat Asma Af’al.
Contoh :
Dzat Angin … siapa yang tahu ??? hehehe
Sifat Angin … bergerak, berhembus
Asma Angin … Angin ribut, Angin Topan, Angin Leysus (koyok pelawak ae …hehehe)
Af’al Angin … badai
Dzat Api … siapa yang tahu ???
Sifat Api … membakar, panas
Asma Api … Api asmara, dll hehehe
Af’al Api … kebakaran, dll
Dzat Air … siapa yang tahu ???
Sifat Air … mengalir dari tempat tinggi ke rendah, dingin, segar
Asma Air … Aqua, Air Bersih, dll hehehe
Af’al Air … Banjir
Sedangkan dalam diri manusia …
Dzat = Hidup
Sifat = Rahsa
Asma = Si Penyayang, Si Pengasih, dll
Af’al = memberi, mencintai, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar