Jakarta (Antara) - Ketua Majelis Pertimbangan Pusat
Partai Amanat Nasional Amien Rais dituding melakukan provokasi dengan
menggunakan sentimen agama terkait pernyataannya tentang perlunya
semangat "Perang Badar" untuk memenangkan pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
"Itu adalah provokasi yang tak pantas karena menggunakan sentimen
agama, sebab kontestasi dalam pilpres ini bukanlah perang yang harus ada
yang kalah dan terbunuh, lalu ada yang menang dan pesta dan hura-hura,"
kata Juru Bicara Capres-Cawapres Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding,
melalui pernyataan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Perang Badar merupakan perang besar pertama antara kaum Muslim yang
dipimpin Nabi Muhammad SAW melawan kaum kafir Quraisy di Mekkah pada
tahun kedua Hijriah. Kemenangan dalam perang itu menjadi titik tolak
perkembangan Islam untuk selanjutnya.
Karding yang juga Ketua DPP PKB itu menyatakan pilpres merupakan
kontestasi untuk cita-cita besar membangun bangsa dan negara guna
membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Ini adalah `fastabiqul khoirot` (berlomba-lomba dalam kebaikan,
Red), bukan perang. Jangan menghadap-hadapkan rakyat dengan statemen
provokasi-provokasi yang mengadu domba rakyat," katanya.
Menurut Karding, tidak seharusnya Amien Rais yang sudah cukup
terkenal menjadi tokoh nasional berpikir sektarian dan berbau SARA.
"Harusnya semua pihak dan tokoh bangsa ini bisa menjadi katalisator
bagi terciptanya suasana kondusif dalam Pilpres 2014," katanya.
Apalagi, lanjut Karding, dalam pemilu kali ini memang hanya ada dua
pasangan yang berkompetisi secara ketat, yakni Prabowo-Hatta dan
pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Ia berharap kompetisi dalam pilpres mendatang berlangsung damai, sejuk dan bersahabat.
Pola-pola pendekatan berbau SARA, kampanye hitam, dan saling serang
baik oleh capres-cawapres maupun tim sukses masing-masing harus dijauhi.
Hal ini penting, kata dia, agar hasil pilpres mendatang benar-benar
bisa menjadi pintu masuk kebangkitan Indonesia, karena berasal dari
hasil yang damai dan berkualitas.
"Lebih baik capres dan cawapres serta para tim suksesnya untuk
mengedepankan visi, misi, dan gagasan serta komitmen membangun bangsa.
Bukan mengedepankan serangan-serangan dan `black campaign` yang tak
mendidik dan memanaskan suasana pesta demokrasi kita," katanya.(ml)